02 June 2007

Lihat Motifmu..

''Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka amalkan.'' (QS Hud [11]: 15-16).
Hanya karena motivasi yang salah, Allah Ta'ala dalam ayat di atas menegaskan, hanya neraka yang akan dituai oleh orang-orang yang beramal dengan orientasi dunia dan segala perhiasannya.
Dalam kitab Fathul-Majid karya Abdurrahman bin Hasan Alu-Syaikh (terbitan JITI Kuwait, 1419 H), disebutkan Syekh Muhammad At-Tamimi (wafat 1206 H) mencoba menafsir ayat ini. Dia menyebutkan empat bentuk amal manusia yang dilandasi motivasi yang salah, di mana kesemuanya berujung pada penyesalan.
Pertama, orang yang melakukan aneka amal shaleh, baik itu sedekah, shalat, silaturahim, ataupun amal-amal lainnya dengan segenap keikhlasan. Hanya saja ia tidak menginginkan pahala akhirat melalui amal-amal itu, tapi ia berharap Allah akan menjaga dan mengembangkan harta yang dimilikinya, memelihara istri dan anak-anaknya, serta melanggengkan setiap nikmat yang telah ia peroleh. Tak terlintas dalam benaknya keinginan menggapai surga atau menghindar dari azab neraka.
Kedua, seseorang yang beramal shaleh dengan niat ingin dilihat orang (riya'); tak ada orientasi akhirat sama sekali. Ini lebih parah dibanding yang pertama.
Ketiga, seseorang beramal shaleh semata-mata untuk mencari harta. Sebagai contoh, orang yang berangkat haji ke Makkah karena ada masalah harta yang hendak ia urus di sana, berhijrah karena ada wanita yang akan ia nikahi, dan pergi berjihad dengan tujuan mendapatkan ghanimah (harta rampasan).
Keempat, seseorang yang melakukan aneka ketaatan dengan tulus ikhlas, namun dia melakukan amal kufur yang menyebabkannya keluar dari Islam. Masuk ke dalam kategori ini, amal-amal para penganut Yahudi dan Nasrani (yang pada asalnya adalah Islam) dan umat Islam yang berbuat syirik.
Keikhlasan dalam beramal shaleh adalah suatu hal yang niscaya, demikian pula keharusan mengiringi setiap amal itu dengan cinta yang tulus kepada Allah. Semoga kita bisa selalu 'mengawal' setiap motivasi perbuatan kita.

2 comments:

bageur said...

Hmm..
lanjut dong :D

* Dian Insan * said...

assalamualaikum Ust Firdaus, Kebetulan saya terjumpa ust punya blog, matap ust skang..hehe, sila lah lawat saya punya blog di www.adzib.multiply.com

Mohd Nor Adzhar Ibrahim ( YOP )